LELE



BUDI DAYA PEMBESARAN LELE



Klasifikasi dan ciri-ciri lele


Menurut ilmu Taksonomi yang dikemukakan oleh Webber de Beauforth (1965), lele (Clarias batrachus linnaeus) masuk dalam:

Filum : Chordata (Binatang bertulang belakang).

Kelas : Pisces (Bangsa ikan yang bernafas dengan insang).

Sub-Kelas : Teleostei (Ikan ynag bertulang keras).

Ordo : Ostariophysi (Ikan yang didalam rongga perut sebelah atas memiliki tulang sebagai alat perlengkapan keseimbangan yang disebut tulang Weber).

Sub-Ordo : Siluroidae (Ikan yang bentuk tubuhnya memanjang berkulit licin).

Family : Clariidae (Bentuk kepalanya pipih dengan lempeng tulang keras sebagai batok kepala, bersungut 4 pasang, sirip dada ada patil, mempunyai alat pernafasan tambahan yang terletak didepan kepala rongga insang yang memungkinkan lele mengambil oksigen secara langsung diudara).

Genus : Clarias.

Sekilas tentang lele



Lele yang di budi

dayakan saat ini bukanlah lele local melainkan lele yang berasal dari Negara lain (Afrika) yang dikanal dengan nama lele dumbo dan kemudian dilakukan persilangan-persilangan yang

menghasilkan lele yang lebih unggul diantaranya yang sekarang dikenal dengan lele Sangkuriang. Lele sangkuriang yang saat ini dibudi dayakan memiliki kelebihan-kelebihan dari lele dumbo diantaranya: lebih cepat besar sehingga mempersingkat waktu pemeliharaan dan lebih menghemat pakan.

Lele adalah jenis ikan yang dalam pembudi-da

yaannya paling mudah dibandingkan dengan jenis ikan lainnya, dan lele dapat hidup dalam kondisi air yang kurang memungkinkan bagi jenis ikan lain untuk hidup. Lele termasuk iakn air tawar yang hidupnya bersifat nocturnal (lebih aktif di malam hari).


Makanan

Makanan lele ada 2 macam, yaitu makanan alami dan makanan buatan. Makanan alami ikan lele ialah binatang-binatang renik seperti kutu air (Daphania, Cladosera, Copepoda), cacing, larva, siput, bekicot, dan lain-lain. Selain itu sebenarnya lele adalah binatang omnivore/pemakan

segala, sehingga lele pun bisa di beri pakan makanan-makanan sisa.


Budi daya pembesaran lele

Budi daya pembesaran lele dapat dilakukan secara rumahan di lubang tanah tempat comberan/pembuanga

n air ataupun dipelihara secara khusus di kolam tanah ataupun kolam semen. Biasanya pemeliharaan secara rumahan dalam hal pemberian pakan hanyalah memanfaatkan sisa-sisa makanan dari dapur.

Pemeliharaan lele secara khusus di kolam tanah ataupun semen memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri. Kelebihan pemeliharaan kolam tanah adalah ikan lebih cepat besar, air tidak berbau karena kotoran-kotoran yang ada di kolam dinetralisir oleh tan

ah dan lebih menghemat modal dalam pembuatan kolam tetapi kolam tanah juga memiliki kelemahan yaitu pada saat musim kemarau air yang ada di kolam akan lebih banyak terserap oleh tanah sehingga kolam membutuhkan pasokan air yang banyak bahkan mungkin kolam akan kering. Kelebihan kolam semen adalah ketersediaan air akan lebih terjaga dan pada saat musim kemarau akan tetap berjalan secara normal, adapun kekurangannya adalah kotoran-kotoran ikan akan cepat merusak kondisi air dan menimbulkan bau, namun hal itu dapat diatasi dengan manajemen pe

nggantian air yang baik dan pemanfaatan probiotik yang akan menguraikan zat-zat pencemar air yang ada.

Pada saat terakhir ini perkembangan teknik budi daya ikan juga terus berkembang yang bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan, mempersingkat waktu dan penghematan makanan sehingga peternak akan lebih untung. Diantara teknik-teknik budi daya yang ada saat ini salah satunya adalah t

eknik GUBA yang sebenarnya telah dikenal sejak 10 tahun yang lalu. Pada intinya teknik GUBA adalah suatu teknik budi daya ikan yang sifatnya berusaha untuk mengerti apa yang diinginkan oleh ikan, dalam hal ini yang dimaksud adalah likungan kolam dikondisikan sealami mungkin sehingga ikan akan tumbuh lebih cepat besar karena lingkungnya sesuai. Lingkungan yang dimaksud ini adalah kondisi dasar kolam, air, dan bibit ikan itu sendiri. Jadi kondisi dasar kolam yang banyak mengandung zat-zat renik akan memberikan ketersediaan pakan alami bagi ikan, kondisi air yang cukup bagus juga akan membuat ikan tumbuh

dengan pesat dengan nfsu makan yang tinggi dan cepat besar karena zat makanan yang diserap tubuh ikan untuk menjadi daging akan lebih tinggi, dan tak kalah pentingnya bibit yang unggul dan baik akan menentukan keberhasilan budi daya.

Sebelum kolam diisi dengan bibit ikan, persiapkanlah dahulu medianya, yaitu isilah kolam yang sebelum sudah direndam dengan air diisi dengan air selama kurang lebih ½ bulan sehingga kondisi air akan lebih siap diisi dengan bibit karena airnya telah terkondisi untuk budi daya yang ditandai dengan warna air yang agak kehijau-hijauan. Air yang hijau mengandung

banyak zat makanan untuk ikan selain itu air yang hijau juga akan menghambat panas dari cahaya matahari menembus ke dasar kolam sehingga air kolam tidak menjadi panas yang panas hanya permukaan atas kolam.


Kolam dan kapasitasnya

Secara normal untuk satu meter3 kolam dapat diisi ikan lele sebanyak 100 ekor bibit ikan ukur

an 4-6 ataupun 5-7. Dengan kapasitas sikian ini ikan akan dapat tumbuh dengan baik.


Pakan lele

Ikan lele membutuhkan pakan yang sesuai dengan ukuran tubuhnya. Adapun pakan yang diperlukan adalah:

  1. Ukuran 4-6 selama seminggu di beri pakan yang ukurannya seukuran pasir yang halus yang sebelumnya dibasahi dengan sedikit air supaya pakan mekar sehingga ikan tidak mati kekenyangan. Selama diberi pakan seminggu ikan akan berukuran 6-8 cm.
  2. Ukuran 6-8 sekitar 2 minggu ikan ukuran jenis ini diberi pakan jenis -2. setelah diberi pakan selama 2 minggu ikan akan berukuran sekita 9-12 cm.
  3. Ukuran 9-12, setelah ukuran ini ikan diberi pakan jenis polos/ukuran besar. Pemberian pakan jenis ini dilakukan sampai ikan siap panen yaitu sekitar umur 60-70 hari.