BELUT



Belut adalah binatang melata yang masuk dalam bangsa ikan tetapi bukanlah sejenis ular. Binatang ini merupakan ikan darat yang tidak bersirip, bentuk badannya bulat panjang dan berlendir, bergigi halus dan runcing. Belut memiliki nilai gizi yang tinggi dan nilai ekonomis yang tinggi juga sehingga patutlah banyak orang berusaha untuk membudidayakannya. Belut adalah binatang yang mengalami pergantian alat kelamin, dari belut betina menjadi belut jantan setelah berusia 10 bulan.

Belut jantan dan betina memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda.

  1. Ciri fisik induk belut jantan:

    • Berukuran panjang lebih dari 40cm.

    • Warna permukaan kulitnya lebih gelap/abu-abu.

    • Bentuk kepala tumpul.

    • Usianya diatas 10 bulan.

  2. Ciri fisik induk belut betina:

    • Berukuran panjang antara 20-30cm.

    • Warna permukaan kulit lebih cerah.

    • Warna punggung hijau muda dan warna perut putih kekuningan.

    • Bentuk kepala runcing.

    • Usianya dibawah 10 bulan.


Untuk mendukung keberhasilan budidaya belut ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu:


  1. Memilih tempat atau lokasi budidaya.

Lokasi yang bagus untuk budidaya belut adalah lokasi yang dekat dengan sumber air namun harus bebas dari limbah industri. Ketinggian yang ideal adalah 400-700 m dpl. Kondisi lahan sebaiknya tanah kering dan keras bukan diatas kolam ikan yang tanahnya lembek.


  1. Membuat kolam budidaya.

Ada 2 tipe kolam budidaya belut:

    • Pertama, kolam yang dibuat dengan terlebih dahulu menggali tanah.

    • Kedua, kolam berbentuk bak.

Didalam budidaya belut sebaiknya tersedia 4 jenis kolam, yaitu:

  • Kolam penampungan induk. Minimal berukuran 125cmX125cmX80cm.

  • Kolam pemijahan. Minimal berukuran 250cmX250cmX100cm.

  • Kolam pendederan. Minimal berukuran 500cmX500cmX100cm.

  • Kolam pembesaran. Minimal berukuran 500cmX500cmX125cm.

Kolam harus dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pembuangan air, yang dilengkapi dengan saringan sebagai pengaman antar kolam agar belut tidak pindah tempat. Pergantian air sangat perlu demi ketersediaan oksigen yang cukup yang mana hal ini akan merangsang nafsu makan belut menjadi lahap.



  1. Media pemeliharaan.

Setelah selesai dibuat, kolam pemeliharaan harus diberi media pemeliharaan. Media tersebut tersusun dari campuran tanah sawah atau lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos, jerami padi, cincangan batang pisang, serta pupuk urea dan NPK. Media pemeliharaan disusun berdasarkan beberapa lapisan, yaitu:

  • Lapisan pertama (paling bawah) berupa tanah atau lumpur setinggi 20cm.

  • Lapisan kedua berupa pupuk kandang setinggi 5cm.

  • Lapisan ketiga berupa tanah atau lumpur setinggi 10cm.

  • Lapisan keempat berupa pupuk kompos setinggi 5cm.

  • Lapisan kelima berupa tanah atau lumpur setinggi 10cm.

  • Lapisan keenam berupa jerami yang diatasnya sudah di taburi pupuk urea, dan NPK setinggi 15cm.

  • Lapisan ketujuh berupa tanah atau lumpur setinggi 20cm.

  • Lapisan kedelapan berupa air yang sudah diberi cincangan batang pisang sampai menutupi seluruh permukaan kolam setinggi 15cm.


  1. Pencatatan

Pencatatan adalah kegiatan mencatat semua kegiatan pembudidayaan. Pencatatan ini dilakukan untuk memuat informasi mengenai tanggal memasukan bibit, jadwal pemberian makan, jadwal panen, data produksi, dan lain-lain yang berguna untuk memudahkan penghitungan budidaya.


Pembesaran belut dapat dilakukan di 2 tempat, yaitu:


  1. Pembesaran di lokasi budidaya.

Kepadatan penebaran benih di kolam lokasi budidaya adalah 1.5kg/m2 luas kolam. Setelah dibesarkan selama 2 bulan, jumlah belut perlu dikurangi dengancara memindahkan sebagian belut ke kolam pembesaran lain. Belut juga membutuhkan pakan tambahan seperti cacing tanah, ikan, anak kodok, atau belatung. Jumlah pakan tambahan yang harus diberikan adalah 5%/hari dari berat tubuh belut, pakan tambahan diberikan 1 kali/hari pada sore menjelang magrib karena belut mengkonsumsinya pada malam hari.


  1. Pembesaran di pekarangan rumah.

Pembesaran belut di pekarangan rumah dilakukan dengan memanfaatkan air limbah rumah tangga sehingga lebih ekonomis dan menyehatkan lingkungan rumah. Belut yang dipelihara dengan memanfaatkan limbah hasil rumah tangga memiliki pertumbuhan tubuh yang lebih cepat dibandingkan dengan belut yang dipelihara di kolam.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembesaran belut di pekarangan rumah, yaitu:


  1. Kolam pemeliharaan.

Kolam yang dibuat adalah kolam galian agar air limbah dapat dimasukan. Dinding kolam harus dilebihkan sekitar 25cm dpt, dan sebaiknya disemen agar belut tidak bisa kabur. Jika pekarangan cukup luas kolam dapat dibuat dalam ukuran panjang 2-4m, lebar 2m dan kedalaman 70-90cm. Kolam dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air yang dibuat sejajar dengan tanah. saluran pemasukan air bisa dibuat lebih dari satu, disesuaikan dengan lebar kolam dan ukuran bak penampungan air.

Bak penampungan air dibuat untuk mengendapkan kotoran yang terbawa air limbah. Bak penampungan ini ditempatkan berdampingan dengan bagian kolam tempat dibuatnya saluran pemasukan air. Di sekitar kolam dapat ditanami tanaman peneduh untuk menghadirkan keasrian. Bagian atas kolam bisa ditutupi dengan anyaman bamboo supaya belut tidak dapat diganggu oleh hewan-hewan lain atau tangan-tangan yang jahil.


  1. Perlakuan pada kolam.

Sebelum dipergunakan, kolam perlu dinetralisir dulu dengan cara memasukan cincangan batang pisang atau sabut kelapa. Kemudian masukan media pemeliharaanya. Bahan media pemeliharaan yang dipergunakan sama saja dengan media pemeliharaan di kolam pembesaran di lahan budidaya hanya saja jumlahnya diperkecil.


  1. Penebaran benih.

Penebaran benih di kolam ini sama saja dengan penebaran benih di lahan budidaya. Benih yang ditebarkan dipilih yang segar, sehat, dan tidak luka. Ukuran benihnya sekitar 5-8cm atau berusia sekitar 2 bulan. Jumlah benih yang ditebarkan 1.5kg/ m2 luas kolam.


  1. Pakan.

Belut dapat diberi pakan alami yang muncul di kolam, serta makanan tambahan berupa cacahan daging bekicot, cacing, dan belatung (karena mengandung protein yang sangat tinggi). Tambahan makanan ini diberikan 2 kali sehari sebanyak 2-5% dari berat badan belut.


  1. Masa pemeliharaan.

Dalam waktu 2 bulan belut akan mencapai panjang sekitar 15cm karena itu perlu dilakukan penjarangan dengan cara memindahkan sebagian belut ke kolam yang lain atau menjualnya ataupun mengkonsumsinya. Masa pemeliharaan yang ideal sampai mencapai ukuran konsumsi adalah 5 bulan.*